NAMA : MARINI S.B
NPM : 25213293
KELAS : 4EB19
TUGAS SOFTSKILL ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Ethical Governance
1. Governance
System
Istilah system
pemerintahan adalah kombinasi dari dua kata, yaitu: “sistem” dan “pemerintah”.
Berarti system secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari
keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara
bagian-bagian yang terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan
mempengaruhi keseluruhan. Dan pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman
bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam menjalankan kesejahteraan Negara dan
kepentingan Negara itu sendiri. Dari pengertian itu, secara harfiah berarti
system pemerintahan sebagai bentuk hubungan antar lembagan egara dalam
melaksanakan kekuasaan Negara untuk kepentingan Negara itu sendiri dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Good Governance merupakan
sistem tata kelola yang baik sehubung dengan pelayanan terhadap masyarakat luas
yang meliputi cara kerja, aturan, cara pengambilan keputusan dan penerapan
kepada masyarakat luas.
Governance System
merupakan suatu tata kekuasaan yang terdapat di dalam perusahaan yang terdiri
dari 4 unsur yang tidak dapat terpisahkan, yaitu,
1. Commitment on Governance
Commitment
on Governance adalah komitmen untuk menjalankan perusahaan yang dalam hal ini adalah dalam bidang perbankan
berdasarkan prinsip kehati-hatian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2.
Governance Structure
Adalah
struktur kekuasaan dengan persyaratan pejabat yang ada di bank sesuai dengan
yang dipersrayatkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
3.
Governance Mechanism
Pengaturan
mengenai tugas,wewenang dan tanggung jawab unit dan pejabat bank dalam menjalankan bisnis dan operasional perbankan.
4.
Governance Outcomes
Hasil
pelaksanaan baik dari aspek hasil kinerja maupun cara-cara/praktek-praktek yang
digunakan untuk hasil kinerja tersebut.
2. Budaya
Etika
Budaya etika adalah cara
yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu lingkungan tertentu yang berkaitan dengan sikap.
Penerapan Budaya Etika
a.
Corporate Credo : Pernyataan ringkas
mengenai nilai-nilai yang dianut dan ditegakkan perusahaan.
1. Komitmen
Internal :
•
Perusahaan terhadap karyawan
•
Karyawan terhadap perusahaan
•
Karyawan terhadap karyawan lain.
2. Komitmen
Eksternal :
•
Perusahaan terhadap pelanggan
•
Perusahaan terhadap pemegang saham
•
Perusahaan terhadap masyarakat
b. Program Etika adalah Sistem yang dirancang
dan diimplementasikan untuk mengarahkan karyawan agar melaksanakan corporate
credo
Contoh
: audit etika
c. Kode Etik Perusahaan : Lebih dari 90%
perusahaan membuat kode etik yang khusus digunakan perusahaan tersebut dalam
melaksanakan aktivitasnya.
Contoh
: IBM membuat IBM’s Business Conduct Guidelines (Panduan Perilaku Bisnis IBM).
3. Mengembangkan
Struktur Etika Korporasi
Semangat
untuk mewujudkan Good Corporate Governance memang telah dimulai di Indonesia,
baik di kalangan akademisi maupun praktisi baik di sektor swasta maupun
pemerintah. Berbagai perangkat pendukung terbentuknya suatu organisasi yang
memiliki tata kelola yang baik sudah di stimulasi oleh Pemerintah melalui UU
Perseroan, UU Perbankan, UU Pasar Modal, Standar Akuntansi, Komite Pemantau
Persaingan Usaha, Komite Corporate Governance, dan sebagainya yang pada
prinsipnya adalah membuat suatu aturan agar tujuan perusahaan dapat dicapai
melalui suatu mekanisme tata kelola secara baik oleh jajaran dewan komisaris,
dewan direksi dan tim manajemennya. Pembentukan beberapa perangkat struktural
perusahaan seperti komisaris independen, komite audit, komite remunerasi,
komite risiko, dan sekretaris perusahaan adalah langkah yang tepat untuk
meningkatkan efektivitas “Board Governance”. Dengan adanya kewajiban perusahaan
untuk membentuk komite audit, maka dewan komisaris dapat secara maksimal
melakukan pengendalian dan pengarahan kepada dewan direksi untuk bekerja sesuai
dengan tujuan organisasi. Sementara itu, sekretaris perusahaan merupakan
struktur pembantu dewan direksi untuk menyikapi berbagai tuntutan atau harapan
dari berbagai pihak eksternal perusahaan seperti investor agar supaya
pencapaian tujuan perusahaan tidak terganggu baik dalam perspektif waktu
pencapaian tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum
maksimal, Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh
pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah bagian yang
tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun “Board Governance” yang baik
sehingga implementasi Good Corporate Governance akan menjadi lebih mudah dan
cepat.
4. Kode
Perilaku Korporasi
Untuk mencapai
keberhasilan dalam jangka panjang, suatu perusahaan perlu dilandasi oleh
integritas yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku (Code Of
Conduct) yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dan semua karyawan
dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari
budaya perusahaan. Kode perilaku
korporasi (Corporate Code Of Conduct) merupakan pedoman yang dimiliki setiap
perusahaan dalam memberikan batasan-batasan bagi setiap karyawannya untuk
menetapkan ettika dalam perusahaan tersebut. Prinsip dasar yang harus dimiliki
oleh perusahaan adalah:
1.
Setiap perusahaan harus memiliki
nilai-nilai perusahaan (Corporate Values) yang menggambarkan sikap moral
perusahaan dalam pelaksanaan usahanya.
2.
Untuk dapat merealisasikan sikap moral
dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yang
disepakati oleh organ perusahaan dan semua karyawan.
3.
Nilai-nilai dan rumusan etika bisnis
perusahaan perlu dituangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam pedoman perilaku
agar dapat dipahami dan diterapkan.
5
Evaluasi terhadap Kode Perilaku
Korporasi
Melakukan evaluasi tahap
awal (Diagnostic Assesment) dan penyusunan pedoman-pedoman. Pedoman Good Corporate Governance disusun dengan bimbingan
dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal 30 mei 2005. Pengeruh etika
terhadap budaya
1.
Etika Personal dan etika bisnis merupakan
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan
dan keberadaannya saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku manajer yang
terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang selanjutnya mempengaruhi
budaya perusahaan.
2.
Jika etika
menjaadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya
perusahaan maka hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan yang
pada gilirannya berpotensi menjadi sarana peningkatan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar